Blog Archive
-
2013
(18)
-
Januari(18)
- Soal Kimia Kelas 2 SMA
- Dampak Positif & Negatif bahan kimia
- Peranan Industri Kimia dalam memberantas Narkoba
- NOBEL KIMIA UNTUK PENEMUAN PROTEIN BERCAHAYA
- KIMIA ORGANIK
- KIMIA INDUSTRI
- 5 Senjata Kimia Pemusnah Massal Yang Mengerikan di...
- Ibnu Hayyan, Penemu Ilmu Kimia
- INILAH 10 TOKOH ILMUWAN KIMIA YANG TERKENAL
- KIMIA
- Wilhelm Conrad Rontgen (1845-1923)
- John Dalton (1766-1844)
- Marie Curie ( 1867-1934 )
- Niels Bohr (1885-1962)
- Beberapa Fakta Menarik dalam Dunia Kimia
- Elemen Kimia Terbaru Diberi Nama Copernicium
- Senyawa Kimia ‘Cool Blue’ Efisiensi Energi Ramah L...
- Biografi Lavoisier ( Pelopor Penemu Tabel Periodik...
-
Januari(18)
Diberdayakan oleh Blogger.
Pengikut
Minggu, 27 Januari 2013
Ibnu Hayyan, Penemu Ilmu Kimia
Ilmu kimia di kemudian hari
berkembang sangat pesat dan dikenal banyak orang. Tapi, hanya sedikit yang tahu
siapa sejatinya orang pertama yang menemukan ilmu eksakta tersebut. Adalah
Abu Musa Jabir Ibnu Hayyan (721-815 H), ilmuwan Muslim pertama yang menemukan
dan mengenalkan disiplin ilmu kimia tadi.
Lahir di kota peradaban Islam
klasik, Kuffah (Irak), ilmuwan Muslim ini lebih dikenal dengan nama Ibnu
Hayyan. Sementara di Barat ia dikenal dengan nama Ibnu Geber.
Ayahnya, seorang penjual obat, meninggal sebagai 'syuhada' demi penyebaran
ajaran Syi'ah. Jabir kecil menerima pendidikannya dari raja bani Umayyah,
Khalid Ibnu Yazid Ibnu Muawiyah, dan imam terkenal, Jakfar Sadiq. Ia juga
pernah berguru pada Barmaki Vizier pada masa kekhalifahan Abbasiyah pimpinan
Harun Al Rasyid.
Ditemukannya kimia oleh Jabir ini
membuktikan, bahwa ulama di masa lalu tidak melulu lihai dalam ilmu-ilmu agama,
tapi sekaligus juga menguasai ilmu-ilmu umum. "Sesudah ilmu kedokteran,
astronomi, dan matematika, bangsa Arab memberikan sumbangannya yang terbesar di
bidang kimia," tulis sejarawan Barat, Philip K Hitti, dalam History of The
Arabs. Berkat penemuannya ini pula, Jabir dijuluki sebagai Bapak Kimia Modern.
Dalam karirnya, ia pernah bekerja di
laboratorium dekat Bawwabah di Damaskus. Pada masamasa inilah, ia banyak
mendapatkan pengalaman dan pengetahuan baru di sekitar kimia. Berbekal
pengalaman dan pengetahuannya itu, sempat beberapa kali ia mengadakan
penelitian soal kimia. Namun, penyelidikan secara serius baru ia lakukan
setelah umurnya menginjak dewasa.
Dalam penelitiannya itu, Jabir
mendasari eksperimennya secara kuantitatif dan instrumen yang dibuatnya
sendiri, menggunakan bahan berasal dari logam, tumbuhan, dan hewani. Jabir
mempunyai kebiasaan yang cukup konstruktif mengakhiri uraiannya pada setiap
eksperimen. Antara lain dengan penjelasan : “Saya pertamakali mengetahuinya
dengan melalui tangan dan otak saya dan saya menelitinya hingga sebenar mungkin
dan saya mencari kesalahan yang mungkin masih terpendam “.
Dari Damaskus ia kembali ke kota
kelahirannya, Kuffah. Setelah 200 tahun kewafatannya, ketika penggalian tanah
dilakukan untuk pembuatan jalan, laboratoriumnya yang telah punah, ditemukan.
Di dalamnya didapati peralatan kimianya yang hingga kini masih mempesona, dan
sebatang emas yang cukup berat.
Teori Jabir
Pada perkembangan berikutnya, Jabir
Ibnu Hayyan membuat instrumen pemotong, peleburan dan pengkristalan. Ia
menyempurnakan proses dasar sublimasi, penguapan, pencairan, kristalisasi,
pembuatan kapur, penyulingan, pencelupan, pemurnian, sematan (fixation),
amalgamasi, dan oksidasi-reduksi.
Semua ini telah ia siapkan
tekniknya, praktis hampir semua 'technique' kimia modern. Ia membedakan antara
penyulingan langsung yang memakai bejana basah dan tak langsung yang memakai
bejana kering. Dialah yang pertama mengklaim bahwa air hanya dapat dimurnikan
melalui proses penyulingan.
Khusus menyangkut fungsi dua ilmu
dasar kimia, yakni kalsinasi dan reduksi, Jabir menjelaskan, bahwa untuk
mengembangkan kedua dasar ilmu itu, pertama yang harus dilakukan adalah mendata
kembali dengan metoda-metoda yang lebih sempurna, yakni metoda penguapan,
sublimasi, destilasi, penglarutan, dan penghabluran.
Setelah itu, papar Jabir,
memodifikasi dan mengoreksi teori Aristoteles mengenai dasar logam, yang tetap
tidak berubah sejak awal abad ke 18 M. Dalam setiap karyanya, Jabir melaluinya
dengan terlebih dahulu melakukan riset dan eksperimen. Metode inilah yang
mengantarkannya menjadi ilmuwan besar Islam yang mewarnai renaissance dunia
Barat.
Namun demikian, Jabir tetap saja
seorang yang tawadlu' dan berkepribadian mengagumkan. "Dalam mempelajari
kimia dan ilmu fisika lainnya, Jabir memperkenalkan eksperimen objektif, suatu
keinginan memperbaiki ketidakjelasan spekulasi Yunani. Akurat dalam pengamatan
gejala, dan tekun mengumpulkan fakta. Berkat dirinya, bangsa Arab tidak
mengalami kesulitan dalam menyusun hipotesa yang wajar," tulis Robert
Briffault.
Menurut Briffault, kimia, proses
pertama penguraian logam yang dilakukan oleh para metalurg dan ahli permata
Mesir, mengkombinasikan logam dengan berbagai campuran dan mewarnainya,
sehingga mirip dengan proses pembuatan emas. Proses demikian, yang tadinya
sangat dirahasiakan, dan menjadi monopoli perguruan tinggi, dan oleh para
pendeta disamarkan ke dalam formula mistik biasa, di tangan Jabir bin Hayyan
menjadi terbuka dan disebarluaskan melalui penyelidikan, dan diorganisasikan
dengan bersemangat.
Terobosan Jabir lainnya dalam bidang
kimia adalah preparasi asam sendawa, hidroklorik, asam sitrat dan asam tartar.
Penekanan Jabir di bidang eksperimen sistematis ini dikenal tak ada duanya di
dunia. Inilah sebabnya, mengapa Jabir diberi kehormatan sebagai 'Bapak Ilmu
Kimia Modern' oleh sejawatnya di seluruh dunia. Dalam tulisan Max Mayerhaff,
bahkan disebutkan, jika ingin mencari akar pengembangan ilmu kimia di daratan
Eropa, maka carilah langsung ke karyakarya Jabir Ibnu Hayyan.
Puaskah Jabir? Tidak! Ia terus
mengembangkan keilmuannya sampai batas tak tertentu. Dalam hal teori
keseimbangan misalnya, diakui para ilmuwan modern sebagai terobosan baru dalam
prinsip dan praktik alkemi dari masa sebelumnya. Sangat spekulatif, di mana
Jabir berusaha mengkaji keseimbangan kimiawi yang ada di dalam suatu interaksi
zat-zat berdasarkan sistem numerologi (studi mengenai arti klenik dari sesuatu
dan pengaruhnya atas hidup manusia) yang diterapkannya dalam kaitan dengan
alfabet 28 huruf Arab untuk memperkirakan proporsi alamiah dari produk sebagai
hasil dari reaktan yang bereaksi. Sistem ini niscaya memiliki arti esoterik,
karena kemudian telah menjadi pendahulu penulisan jalannya reaksi kimia.
Jelas dengan ditemukannya proses
pembuatan asam anorganik oleh Jabir telah memberikan arti penting dalam sejarah
kimia. Di antaranya adalah hasil penyulingan tawas, amonia khlorida, potasium
nitrat dan asam sulferik. Pelbagai jenis asam diproduksi pada kurun waktu
eksperimen kimia yang merupakan bahan material berharga untuk beberapa proses
industrial. Penguraian beberapa asam terdapat di dalam salah satu manuskripnya
berjudul Sandaqal-Hikmah (Rongga Dada Kearifan) .
Seluruh karya Jabir Ibnu Hayyan
lebih dari 500 studi kimia, tetapi hanya beberapa yang sampai pada zaman
Renaissance. Korpus studi kimia Jabir mencakup penguraian metode dan peralatan
dari pelbagai pengoperasian kimiawi dan fisikawi yang diketahui pada zamannya.
Di antara bukunya yang terkenal adalah Al Hikmah Al Falsafiyah yang
diterjemahkan ke dalam bahasa Latin berjudul SummaPerfecdonis.
Suatu pernyataan dari buku ini
mengenai reaksi kimia adalah: "Air raksa (merkuri) dan belerang (sulfur)
bersatu membentuk satu produk tunggal, tetapi adalah salah menganggap bahwa
produk ini sama sekali baru dan merkuri serta sulfur berubah keseluruhannya
secara lengkap. Yang benar adalah bahwa, keduanya mempertahankan karakteristik
alaminya, dan segala yang terjadi adalah sebagian dari kedua bahan itu
berinteraksi dan bercampur, sedemikian rupa sehingga tidak mungkin
membedakannya secara seksama. Jika dihendaki memisahkan bagianbagian terkecil
dari dua kategori itu oleh instrumen khusus, maka akan tampak bahwa tiap elemen
(unsur) mempertahankan karakteristik teoretisnya. Hasilnya adalah suatu
kombinasi kimiawi antara unsur yang terdapat dalam keadaan keterkaitan permanen
tanpa perubahan karakteristik dari masing-masing unsur."
Ide-ide eksperimen Jabir itu
sekarang lebih dikenal/dipakai sebagai dasar untuk mengklasifikasikan
unsur-unsur kimia, utamanya pada bahan metal, nonmetal dan penguraian zat
kimia. Dalam bidang ini, ia merumuskan tiga tipe berbeda dari zat kimia
berdasarkan unsur-unsurnya:
- Air (spirits), yakni yang mempengaruhi penguapan pada proses pemanasan, seperti pada bahan camphor, arsenik dan amonium klorida,
- Metal, seperti pada emas, perak, timah, tembaga, besi, dan
- Bahan campuran, yang dapat dikonversi menjadi semacam bubuk.
Sampai abad pertengahan
risalah-risalah Jabir di bidang ilmu kimia --termasuk kitabnya yang masyhur,
yakni Kitab Al-Kimya dan Kitab Al Sab'een, telah diterjemahkan ke
dalam bahasa Latin. Terjemahan Kitab Al Kimya bahkan telah diterbitkan
oleh ilmuwan Inggris, Robert Chester pada 1444, dengan judul The Book of the
Composition of Alchemy. Sementara buku kedua Kitab Al Sab'een,
diterjemahkan oleh Gerard Cremona.
Berikutnya di tahun 1678, ilmuwan
Inggris lainnya, Richard Russel, mengalihbahasakan karya Jabir yang lain dengan
judul Summa of Perfection. Berbeda dengan pengarang sebelumnya,
Richard-lah yang pertama kali menyebut Jabir dengan sebutan Geber, dan memuji
Jabir sebagai seorang pangeran Arab dan filsuf. Buku ini kemudian menjadi
sangat populer di Eropa selama beberapa abad lamanya. Dan telah pula memberi
pengaruh pada evolusi ilmu kimia modern.
Karya lainnya yang telah diterbitkan
adalah; Kitab al Rahmah, Kitab al Tajmi, Al Zilaq al Sharqi,
Book of The Kingdom, Book of Eastern Mercury, dan Book of
Balance (ketiga buku terakhir diterjemahkan oleh Berthelot). "Di
dalamnya kita menemukan pandangan yang sangat mendalam mengenai metode riset
kimia," tulis George Sarton. Dengan prestasinya itu, dunia ilmu
pengetahuan modern pantas 'berterima kasih' padanya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Arsip Blog
-
▼
2013
(18)
-
▼
Januari
(18)
- Soal Kimia Kelas 2 SMA
- Dampak Positif & Negatif bahan kimia
- Peranan Industri Kimia dalam memberantas Narkoba
- NOBEL KIMIA UNTUK PENEMUAN PROTEIN BERCAHAYA
- KIMIA ORGANIK
- KIMIA INDUSTRI
- 5 Senjata Kimia Pemusnah Massal Yang Mengerikan di...
- Ibnu Hayyan, Penemu Ilmu Kimia
- INILAH 10 TOKOH ILMUWAN KIMIA YANG TERKENAL
- KIMIA
- Wilhelm Conrad Rontgen (1845-1923)
- John Dalton (1766-1844)
- Marie Curie ( 1867-1934 )
- Niels Bohr (1885-1962)
- Beberapa Fakta Menarik dalam Dunia Kimia
- Elemen Kimia Terbaru Diberi Nama Copernicium
- Senyawa Kimia ‘Cool Blue’ Efisiensi Energi Ramah L...
- Biografi Lavoisier ( Pelopor Penemu Tabel Periodik...
-
▼
Januari
(18)
Jumlah Pengunjung
Translate
About Me
- Unknown
0 komentar:
Posting Komentar